TANJUNG REDEB – Sepanjang tahun 2024, Polres Berau menerima 30 laporan kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Angka ini menandai perlunya perhatian lebih dari masyarakat terhadap perlindungan anak.
Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Ardian Rahayu Priatna, menyebut bahwa rata-rata dua kasus kekerasan terhadap anak terjadi setiap bulan. Ia menilai angka tersebut sangat mengkhawatirkan, mengingat dampak psikologis yang dapat memengaruhi masa depan anak korban.
“Jumlah kasus ini cukup besar. Hampir setiap bulan ada laporan yang masuk. Ini menjadi atensi khusus bagi kami untuk menangani para pelaku predator anak,” ujarnya, Minggu (8/12/2024).
Menurut Ardian, sebagian besar pelaku kekerasan adalah orang-orang terdekat korban, termasuk keluarga. Fakta ini menambah keprihatinan karena anak-anak sering kali tidak menyadari ancaman yang datang dari orang di sekitar mereka.
“Banyak kasus yang melibatkan pelaku dari lingkungan terdekat korban. Ini harus menjadi perhatian serius bagi para orangtua,” tegasnya.
Polres Berau memastikan penanganan hukum terhadap para pelaku tanpa pandang bulu. Langkah tegas ini diambil untuk memberikan efek jera sekaligus melindungi anak-anak di Kabupaten Berau dari ancaman kekerasan seksual.
“Kami tidak akan mentolerir tindakan kekerasan terhadap anak. Semua pelaku akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku,” tambah Ardian.
Ardian mengimbau masyarakat, terutama orangtua, untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Ia juga menekankan pentingnya peran orangtua dalam memberikan pendidikan mengenai perlindungan diri kepada anak.
“Pengawasan adalah langkah awal pencegahan. Jangan lengah, terutama jika anak-anak berada di lingkungan yang memungkinkan interaksi dengan orang asing atau bahkan kerabat dekat,” pungkasnya.
Pewarta : Muhammad Aril
Editor : Nicha R
