TANJUNG SELOR – Suasana mendadak mencekam di lantai atas Gedung Gadis, pusat aktivitas Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Asap tebal mengepul, alarm meraung, dan seorang “korban” terlihat terjebak dalam kondisi terluka dan tak berdaya.
Namun, jangan panik dulu semua ini adalah bagian dari simulasi kebakaran yang dikemas sangat nyata hingga bikin detak jantung berpacu. Dari lantai lima gedung, Tim Vertikal Rescue dari BPBD Kaltara tampil sigap. Berbekal peralatan lengkap dan wajah serius, mereka melakukan aksi evakuasi dari ketinggian.
Sebuah skenario penyelamatan yang hanya bisa dijalankan oleh personel terlatih. Jalur evakuasi dibuka, tali-tali pengaman dikaitkan dengan teliti, dan satu per satu petugas menuruni sisi gedung sambil membawa tandu berisi korban yang butuh pertolongan medis.
Di bawah, tim kesehatan sudah bersiaga penuh. Walau ini hanya latihan, atmosfer darurat terasa begitu nyata. Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, Andi Amriampa, menegaskan bahwa simulasi ini bukan sekadar kegiatan seremonial.
“Kita harus siap menghadapi kondisi darurat seperti kebakaran atau gempa di gedung bertingkat. Tim kami sudah tersertifikasi dan memiliki kompetensi untuk itu,” ujarnya, Selasa (29/4/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan berkala. “Terakhir kami latihan seperti ini tahun 2021. Sudah terlalu lama. Latihan bukan formalitas, ini kebutuhan mendesak,” tegasnya.
Dengan pertumbuhan pesat gedung-gedung tinggi di wilayah Kaltara, kesiapan dalam hal evakuasi vertikal menjadi krusial. Bencana bisa datang kapan saja, dan dalam situasi genting, kecepatan serta ketepatan penyelamatan bisa jadi penentu nyawa.(*)
Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam
