Home KALTARA Lama Tak Nikmati Penerangan, Pemprov Kaltara Optimalkan PLTS untuk Wilayah Terpencil

Lama Tak Nikmati Penerangan, Pemprov Kaltara Optimalkan PLTS untuk Wilayah Terpencil

0
Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang. (Martinus)

TANJUNG SELOR – Persoalan pembangunan di wilayah perbatasan terus menjadi sorotan, salah satunya di daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga ini, selama bertahun-tahun menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan akses jalan hingga minimnya fasilitas dasar seperti listrik dan jaringan telekomunikasi.

Kondisi geografis Krayan yang cukup terpencil dan sulit dijangkau, menjadi salah satu hambatan utama dalam proses pembangunan. Kemudian, mobilisasi bahan pokok sangat tergantung pada kondisi cuaca dan infrastruktur jalan yang masih terbatas.

Namun, bukan hanya soal logistik yang menjadi masalah utama. Ketiadaan penerangan juga menjadi keluhan utama masyarakat setempat yang telah lama hidup tanpa listrik yang memadai.

Menjawab persoalan tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mulai mengambil langkah konkret untuk menghadirkan solusi.

Salah satu upaya yang kini tengah dioptimalkan adalah pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik konvensional.

Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan program khusus untuk mengatasi persoalan kelistrikan di wilayah-wilayah terpencil, termasuk Krayan.
“Kami menyadari betul bahwa penerangan adalah kebutuhan dasar yang sangat penting. Oleh karena itu, pemerintah melalui berbagai program sedang berupaya maksimal untuk mengaliri listrik ke desa-desa yang selama ini hidup dalam kegelapan,” ujar Gubernur Zainal, Kamis (10/4/2025).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa bantuan berupa PLTS telah mulai disalurkan ke beberapa wilayah di Kabupaten Nunukan. Program ini menjadi angin segar bagi masyarakat, yang selama ini hanya mengandalkan lampu minyak atau genset sebagai sumber penerangan, yang tentu tidak efisien dan berbiaya tinggi.

“Masyarakat di sana sudah puluhan tahun hidup tanpa listrik. Bayangkan saja, mereka baru mulai bisa menikmati penerangan setelah kurang lebih 35 tahun hidup dalam gelap gulita. Lewat program ini, mereka perlahan mulai merasakan perubahan besar, terutama saat malam hari,” tutur gubernur.

Dengan optimalisasi penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, diharapkan masyarakat di perbatasan tidak lagi merasa tertinggal dari daerah lain. Pemerintah Provinsi Kaltara juga berharap program ini bisa terus berkembang dan menjangkau lebih banyak wilayah yang mengalami kondisi serupa.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan keadilan energi dan pemerataan pembangunan, terutama bagi masyarakat yang selama ini berada di wilayah terluar dan sulit dijangkau.

Pemerintah berharap ke depan, tak ada lagi desa di Kaltara yang terisolasi dari listrik dan informasi.(*)

Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version