TANJUNG REDEB – Akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Purwadi menilai pelaksanaan debat publik pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Berau di Jakarta hanya pemborosan anggaran.
Dia mengungkapkan, pelaksanaan debat pada 26 Oktober 2024 sekitar pukul 19.00 WIB itu memang telah dijadwalkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Berau.
Diketahui juga untuk lokasi debat tersebut, merupakan usulan dari KPU Berau berdasarkan hasil rapat koordinasi bersama pihak terkait dan LO kedua paslon.
Purwadi mengatakan, debat tersebut tidak seharusnya dilaksanakan di Jakarta, selain hanya membuang anggaran, pemberdayaan ekonomi masyarakat juga tidak berkembang.
Debat tersebut, kata dia, seharusnya dilaksanakan di daerah sendiri atau wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) seperti Samarinda dan Balikpapan.
“Kenapa harus jauh-jauh ke Jakarta. Katanya ingin memberdayakan ekonomi lokal, tetapi kenapa memilih lokasi debat di Jakarta,” ujarnya.
Dirinya mengaku sangat menyayangkan, debat yang membahas tentang masa depan dan kemajuan Kabupaten Berau justru disaksikan oleh masyarakat luar daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak mengetahui tentang Berau.
“Kalau di Berau memungkinkan ya di Berau saja, kalau pertimbangan jaringan sulit dan segala macam boleh lah ke Samarinda, seperti Kubar mungkin ada keterbatasan sinyal atau siaran yang tidak maksimal akhirnya mereka debat di Samarinda,” ucapnya.
Menurutnya, dengan dilaksanakannya debat di daerah sendiri dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
“Jakarta sudah banyak duit, 80 persen uang Indonesia itu ada di Jakarta. Malu lah sedikit sama rakyat, uang APBD nya dari pajak rakyat, kok dipakai dengan hal-hal yang tidak resionable gini,” tegasnya.
“Rakyat hanya kebagian ampasnya saja dari sumber daya alam ini. Banjir, tanah longsor, lubang tambang dan sebagainya,” sambungnya.
Terpisah, Ketua KPU Berau, Budi Harianto mengatakan, saat ini Kabupaten Berau masih terkendala dengan akses jaringan yang kurang memadai untuk penyiaran debat publik. Untuk itu, pihaknya akan menyiarkan debat tersebut melalui TV Nasional. Hal itu disebabkan akses jaringan TV Lokal yang kurang maksimal untuk menyiarkan di 13 kecamatan yang ada.
“Kalau kita laksanakan di Berau, daerah kita tidak sama dengan daerah-daerah lain, Berau masih terbatas dengan akses jaringan,” ujarnya.
“Kalau mendatangkan TV Nasional ke Berau terlalu berat bagi mereka, mereka harus membawa jaringan mereka sendiri. Sehingga lebih mudah ketika kita laksanakan di luar Berau,” sambungnya.
Pihaknya juga telah melakukan survei kepada TVRI di Samarinda, namun belum semua kecamatan bisa terakses, hanya beberapa kecamatan saja.
“Dan kalau kita ke Samarinda biaya transportasinya kurang lebih saja dengan ke Jakarta,” bebernya.
Sebelum menentukan lokasi debat, pihaknya juga telah melakukan berbagai pertimbangan-pertimbangan dan mengkoordinasikan bersama pihak terkait, khususnya LO kedua paslon. (dez)