BPBD Berau Siapkan Sistem Peringatan Dini Banjir, Fokus pada Wilayah Aliran Sungai

BERAU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau tengah mempersiapkan konsep baru untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya banjir. Salah satu langkah strategis yang dikembangkan adalah penerapan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini banjir.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, menjelaskan bahwa sistem ini dirancang untuk mendeteksi potensi luapan air sungai dari hulu hingga hilir secara cepat dan akurat.

“Sistem ini akan memantau sensitivitas terhadap ketinggian air di hulu sungai, terutama saat intensitas hujan mulai meningkat. Harapannya, warga di daerah rawan banjir bisa mendapat informasi lebih awal dan melakukan evakuasi tepat waktu,” kata Nofian, Selasa (17/6/2025).

Ia menambahkan, sistem ini sangat penting, mengingat curah hujan tinggi yang biasanya terjadi pada akhir tahun—khususnya Oktober hingga Desember—kerap menyebabkan peningkatan drastis debit air sungai yang bisa memicu banjir bandang secara tiba-tiba.

“Dengan adanya EWS ini, kita mengandalkan sistem otomatis yang bisa membaca ketinggian air secara real time dan langsung memberikan notifikasi atau alarm ke warga serta tim penanganan bencana,” jelasnya.

BPBD Berau telah mengusulkan pengadaan perangkat EWS dan merencanakan pemasangannya di sejumlah titik rawan banjir dalam waktu dekat. Meski begitu, prosesnya tetap harus mengikuti mekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintah.

“Karena alat ini vital dan menyangkut keselamatan warga, kami pastikan pengadaannya dilakukan secara tepat dan transparan. Kami upayakan, tahun ini EWS sudah bisa mulai terpasang di lokasi-lokasi prioritas,” ujarnya.

Meski begitu, Nofian menekankan bahwa EWS bukanlah satu-satunya solusi. Sistem ini hanya efektif jika dibarengi dengan kesiapan masyarakat dalam memahami dan merespons peringatan yang diberikan.

“Warga perlu tahu apa yang harus dilakukan ketika alarm berbunyi, bagaimana membaca informasi dari sistem, dan ke mana harus mengungsi. Tanpa kesiapan masyarakat, teknologi secanggih apa pun tidak akan banyak membantu,” tegasnya.

Sebagai bagian dari strategi mitigasi, BPBD Berau juga akan menggelar edukasi dan simulasi kebencanaan di wilayah yang berpotensi terdampak. Selain itu, komunikasi dengan pemerintah desa, kecamatan, tokoh masyarakat, dan relawan terus dilakukan untuk memperkuat kolaborasi dalam penanganan bencana.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Ini adalah kerja kolektif yang membutuhkan dukungan dari seluruh pihak. Jika kita kompak, dampak bencana bisa ditekan, dan korban jiwa bisa diminimalisasi,” pungkasnya. (ril/dez)

Reporter: Aril Syahrulsyah
Editor: Dezwan

Exit mobile version