Home KALTARA Begini Tanggapan Pihak Sekolah soal Siswanya yang Diduga Meninggal karena Bullying

Begini Tanggapan Pihak Sekolah soal Siswanya yang Diduga Meninggal karena Bullying

0
Kepala Sekolah SDN 024 Tarakan, Siti Masita didampingi guru kelas yang pada saat itu mengajar saat terjadi pemukulan (Memakai masker dan kaca mata). (Ade)

TARAKAN – Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) bernama Muhammad Irwan meninggal dunia diduga usai mengalami perundungan dan penganiayaan oleh teman sekelasnya di Tarakan, Kalimantan Utara. Pihak sekolah pun membantah jika perundungan terjadi karena Bullying.

Kepala Sekolah SDN 024 Tarakan, Siti Masita menjelaskan, kejadian pemukulan itu terjadi pada Agustus lalu di dalam kelas, saat proses belajar mengajar berlangsung.

“Pada saat itu guru membalik menulis di papan tulis. Kejadian itu di belakang jadi itu bukan pembullyan karena tidak ada bully membully disitu, tiba tiba si anak (korban meninggal) itu ditonjok sama temannya,” ucapnya, Selasa (5/11/2024).

Guru yang pada saat itu mengajar pun tidak mengetahui adanya pemukulan tersebut. Sebab tidak ada keributan, apalagi tangisan pada saat kejadian.

“Karena si anak tidak nangis dan teman-teman yang lain tidak ada melapor. Jadi pelajaran berlangsung saja sampai pulang sekolah, itu tidak ada kejadian apa-apa tidak ada bengkak dan bekas,” paparnya.

Namun keesokan harinya, orang tua datang ke sekolah melaporkan kejadian pemukulan terhadap anaknya. Usai menerima laporan, guru yang mengajar pada saat peristiwa pemukulan itu langsung mengkonfirmasi kepada siswa yang bersangkutan.

Hasilnya anak yang melakukan pemukulan tersebut bernama Farhan. Ia mengakui telah memukul korban sebanyak satu kali. Adapun pemukulan dipicu karena berebut kursi tempat duduk.

Setelah adanya pemukulan, pihak sekolah langsung melakukan mediasi antara orang tua korban dan pelaku. Dimana orang tua pelaku bersedia membantu pengobatan dengan catatan menyertai bukti-bukti nota pembayaran.

“Buat perjanjian lagi tapi kita tidak memaksa yah. Ibaratnya kalau umpamanya minta sekian harus dibayar pada saat itu, oh ya tidak apa apa kalau orang tua korban pemukulan. Itu di tanda tangani dan itu sudah selesai masalahnya,” ucapnya.

Selama pengobatan, kondisi korban pun berangsur membaik. Namun masuk ke rumah sakit lagi karena merasakan mual setelah makan.

“Itu sekitar bulan 9 September,” ucapnya

Pihak sekolah langsung menjenguk korban. “Mohon maaf saya sempat menanyakan apakah ini masalah pemukulan saja atau ada masalah lain. Saya sempat tanyakan ke bagian asisten Dokter Made, saya sempat dapat informasi dari situ kayaknya mungkin ada penyakit bawaan. Jadi bukan karena tumbukan itu sepenuhnya. Kemungkinan itu karena penyakit bawaan,” ucapnya.

Diakuinya, kejadian ini pun sudah dikoordinasikan pihak sekolah ke Dinas Pendidikan. Pihak sekolah juga sudah melakukan mediasi untuk menengahi persoalan. Bahkan, meminta bantuan biaya pengobatan ke Baznas Tarakan.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version