TARAKAN – Meski telah dilaunching Senin (6/1/2025) kemarin, program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum bisa digelar di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Hingga saat ini, belum ada kejelasan kapan program MBG di Tarakan akan digelar.
Pj Wali Kota Tarakan, Bustan menjelaskan, penundaan MBG dilakukan lantaran beberapa peralatan dapur masih belum tercukupi. Pelaksanaan MBG akan dilakukan usai mendapat petunjuk dari Badan Gizi Nasional.
“Saya tadi rapat kecil-kecilan dengan istilahnya sama Satuan Kerja (Satker). Kenapa Tarakan belum pilot running pertama, ternyata gedung kita sudah siap yang ada di Aki Balak depan 613 dapur umum yang luasannya mumpuni, tapi ternyata ada beberapa variabel-variabel kelengkapan seperti alat memasak itu yang belum lengkap,” papar Bustan di Tarakan, Jumat (10/1/2025).
Selain alat masak, penyebab lainnya adalah kurangnya unit kendaraan untuk mendistribusikan makan bergizi gratis.
Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah pihak untuk melengkapi hal yang kurang tersebut.
“Saya lakukan komunikasi dulu. Tadi saya minta Ketua Satuannya informasikan ke saya apa masalah. Mana yang bisa kita dukung tentu kita akan dukung,” tuturnya.
Bustan menegaskan, pemerintah daerah siap mendukung program makan bergizi gratis. Bahkan, dirinya meminta perangkat daerah atau kepala dinas yang tidak mendukung program MBG dipersilahkan keluar dari pemerintahan. “Saya komitmen dengan apa yang disampaikan pak Prabowo, dia mengatakan ketika ada oknum atau ada yang tidak mendukung program prioritas makan bergizi gratis silahkan keluar,” tegasnya.
Dia berharap dalam pelaksanaan program MBG tetap melibatkan masyarakat lokal. Dengan itu, perekonomian daerah bisa tetap tumbuh.
“Jangan muncul ada tengkulak mafia baru, saya sudah minta ketua satuannya tolong beri kesempatan kepada kelompok tani, kelompok nelayan, peternakan BUMDES untuk bisa mungkin mengakses sebagai penyedia,” harapnya.
Bustan juga meminta seluruh pihak termasuk media, untuk mengawasi pelaksanaan MBG agar tidak menimbulkan kerugian kepada negara dan masyarakat.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam