BERAU – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Berau kembali menunjukkan tren peningkatan pada tahun 2024. Berdasarkan data terbaru, TPT Berau kini mencapai 5,15 persen, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,95 persen.
Dengan angka tersebut, Berau menempati posisi ke-6 tertinggi di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Timur, dan sedikit di atas rata-rata TPT Provinsi yang berada di angka 5,14 persen.
Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Pembangunan sektor ketenagakerjaan menjadi prioritas, sebagai upaya menciptakan lapangan kerja dan usaha yang layak demi kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau, Zulkifli Azhari, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipatif untuk mengatasi masalah pengangguran, mulai dari pelatihan kerja, penyelenggaraan job fair, hingga penyebaran informasi lowongan pekerjaan.
“Masalah pengangguran ini disebabkan oleh banyak faktor, namun yang paling dominan adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan, khususnya di sektor pertambangan,” ujarnya, Jum’at (25/4/2025).
Zulkifli menjelaskan, sejumlah perusahaan tambang yang selama ini menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, kini mulai mengurangi aktivitasnya. Bahkan, ada yang menutup operasional akibat proyek yang telah selesai atau dinilai tidak lagi potensial.
“Selain PHK, kami juga melihat meningkatnya jumlah lulusan SMA dan SMK yang langsung masuk ke pasar kerja. Sayangnya, pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja,” jelasnya.
Menurutnya, persoalan ini merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah, tetapi juga dunia pendidikan dan sektor swasta. Disnakertrans terus mendorong sekolah-sekolah kejuruan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dunia industri.
“Kami juga mengimbau perusahaan agar membuka lebih banyak peluang kerja, serta berpartisipasi dalam pelatihan bagi masyarakat lokal, agar mereka bisa diserap sebagai tenaga kerja siap pakai,” tambahnya.
Sebagai upaya konkret, Disnakertrans akan kembali menggelar job fair pada November 2025. Tahun lalu, kegiatan serupa berhasil menawarkan sekitar 500 lowongan kerja dari berbagai sektor, seperti pertambangan, perkebunan, dan jasa keuangan.
“Job fair terbukti efektif mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan. Tahun ini kami harap jumlah lowongan bisa bertambah,” katanya.
Terkait nasib para pekerja tambang yang terkena PHK, Zulkifli menyebut bahwa sebagian besar masih berusia produktif dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Mereka diyakini masih memiliki peluang untuk direkrut oleh perusahaan lain.
“Kami akan terus mendorong pelatihan kerja, baik melalui kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) luar daerah maupun pelatihan berbasis kewirausahaan untuk mendukung kemandirian masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti peningkatan jumlah pendatang ke Berau yang turut berdampak pada naiknya angka pengangguran. Banyak dari mereka datang dengan harapan mendapatkan pekerjaan di sektor formal maupun informal.
“Berau menjadi magnet bagi pencari kerja. Tantangannya adalah bagaimana tenaga kerja lokal bisa bersaing. Karena itu, peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan menjadi fokus utama kami,” pungkasnya. (ril/dez)
Reporter: Aril Syahrulsyah
Editor: Dezwan