TANJUNG REDEB – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Syarifatul Syadiah, menyoroti penyesuaian tarif Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Batiwakkal yang sempat menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu.
Menurut Syarifatul, Perumda Batiwakkal selama ini memiliki tarif air terendah di Kaltim, yakni sekitar Rp4.700 per meter kubik, jauh lebih rendah dibandingkan tarif di kabupaten/kota lain yang mencapai Rp6.000 hingga Rp7.000 per meter kubik.
“Jika ada laporan mengenai penyesuaian tarif atau kenaikan tarif, hal itu mungkin disebabkan harga jual yang tidak lagi menutupi biaya operasional,” ungkap Syarifatul.
Ia menambahkan bahwa meskipun kenaikan tarif dapat dimaklumi, harus dipastikan bahwa kebijakan tersebut tidak memberatkan masyarakat. “Kalaupun dinaikkan, jangan sampai memberatkan masyarakat. Yang wajar-wajar saja, paling tidak mendekati angka minimal di kabupaten lain,” tegasnya.
Syarifatul juga meminta Perumda Batiwakkal untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat mengenai alasan di balik penyesuaian tarif. Jika penyesuaian dilakukan untuk ekspansi seperti pembelian pipa atau kebutuhan lainnya, DPRD siap membantu menyuarakan kebutuhan tersebut kepada pemerintah untuk mendapatkan dukungan.
“Yang penting, operasional seperti gaji karyawan harus tetap diselamatkan agar tidak rugi. Tidak masalah jika ingin menaikkan tarif, tapi jangan sampai menimbulkan syok di masyarakat,” ujarnya.
Ia berpesan agar penyesuaian tarif diperhitungkan secara matang sehingga tidak hanya menjaga kelangsungan operasional Perumda Batiwakkal tetapi juga tidak memberatkan masyarakat.
“Orientasi pada profit itu boleh saja, tetapi jangan sampai mengagetkan. Ada laporan bahwa kenaikannya mencapai tiga kali lipat, dan tentunya kami ingin ada kejelasan terkait hal ini,” tutup Syarifatul.
Pewarta: Sahruddin
Editor: Agus S
