spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Selama Penutupan Jembatan Sambaliung, Siswa SMAN 4 Diberi Opsi Numpang di Sekolah Lain

TANJUNG REDEB – Penutupan Jembatan Sambaliung dipastikan menghambat mobilitas masyarakat termasuk peserta didik, yang bersekolah di Kecamatan Tanjung Redeb atau Sambaliung. Buktinya, pihak SMAN 4 Berau memberikan opsi para siswanya untuk belajar di sekolah lain.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Wilayah VI, Juanita Sari mengatakan, saat penutupan Jembatan Sambaliung, dikhawatirkan waktu tempuh para siswa menuju sekolah menjadi cukup lama, mengingat jalur alternatif yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pengguna yang banyak. Sehingga, pihaknya membuka opsi agar peserta didik dapat belajar dengan normal.

“Sebelumnya telah ada pembicaraan dari orang tua atau wali murid, pihaknya juga menyetujui usulan tersebut khususnya bagi murid yang tinggal di Tanjung Redeb. Jadi mereka boleh memilih tetap masuk ke SMAN 4 Berau atau menumpang sementara pada sekolah yang telah dipilihkan,” jelasnya, Rabu (5/10/2022).

Setidaknya terdapat tiga opsi sekolah lainnya, yakni SMA PGRI, SMAN 1 Berau dan SMA Muhammadiyah. Proses pembelajaran nantinya akan dipantau dari guru masing-masing di sekolah tersebut.

Sementara pihaknya tidak memberikan opsi pembelajaran jarak jauh atau daring, sebab metode tersebut dinilai kurang efisien.

“Semua keputusan diserahkan kepada orang tua. Kalau memang orang tua tidak setuju jika harus dititipkan ke sekolah yang ditunjuk, maka tetap seperti biasa masuk di SMAN 4, tapi tetap mengikuti jam yang berlaku. Sebenarnya penitipan sementara itu jauh lebih efisien dari pada menyeberang, nanti bisa telat,” jelasnya.

Juanita tetap menyarankan lebih baik belajar di sekolah lain terlebih dahulu. Hingga kondisi jembatan benar-benar bisa digunakan kembali. Hal itu mempertimbangkan sisi keselamatan, maupun estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang.

Juanita mengakui, menyeberang memakan waktu tidak sebentar. Apalagi pihak sekolah juga tidak mentoleransi jika ada murid yang terlambat, namun disisi lain siswa yang harus menyeberang rawan telat.

“Sekolah tidak bisa mengundur waktu jam masuk sekolah, tetap mengikuti aturan yang berlaku dan kita juga tidak bisa memaksa siswa harus berangkat lebih pagi,” pungkasnya. (Dez)

BERITA POPULER