TANJUNG REDEB – Anggota DPRD Berau, Sujarwo Arif soroti penempatan titik WiFi gratis dari program Pemkab Berau yang dinilai tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Politisi Partai NasDem ini mengatakan, seharusnya Pemkab Berau bisa memprioritaskan penanganan wilayah-wilayah yang masih dalam kondisi blankspot.
“Wilayah kita masih ada yang blankspot, wifi gratis yang digenjot pemerintah daerah kita ini kurang ampuh,” ungkapnya.
Lanjutnya, di sisi lain program WiFi gratis ini ke depannya akan terus membebani Pemkab Berau dengan pembiayaan setiap tahunnya bisa mencapai kurang lebih Rp 30 Miliar.
“Asal anggaran dari APBD kita. Sedangkan APBD ini berasal dari masyarakat. Artinya salah ini,” tegasnya.
Jarwo menyebut, seharusnya hanya dengan menggunakan dana kurang lebih Rp 60 miliar, sudah bisa membangun empat tower dalam jangka waktu setahun.
Sasaran pembangunan ke wilayah yang masih blankspot dan memang dibutuhkan oleh masyarakat di sana.
“Tidak ada pembiayaan besar di masa depan jika kita bisa membangun sendiri towernya,” tuturnya.
Kemudian menurutnya, pembangunan tower ini juga tidak akan memakan biaya dalam waktu jangka panjang. Berbeda dengan program WiFi gratis yang akan membebani APBD Berau terus menerus.
“Pasti akan terbebani, bisa mencapai Rp 30 miliar lebih kan,” ujarnya.
Di samping itu, dengan membangun tower, bisa dilanjutkan dengan melakukan komunikasi dan mengajak para penyedia provider untuk bekerja sama dengan menyewakan tower. Lalu pemerintah daerah akan mendapatkan keuntungan tersendiri.
“Tower kita bangun kemudian kita sewakan ke penyedia provider, kan kita yang untung,” ucapnya.
“Banyak keuntungan dengan dukungan jaringan internet ini. Tidak hanya wisatawan, sektor-sektor lainnya juga membutuhkan internet ini,”pungkasnya. (adv/set)