Home SANGGAM SEPUTAR BERAU Masih Terkendala Regulasi, Penerapan Bahasa Banua di Sekolah Belum Bisa Terealisasi

Masih Terkendala Regulasi, Penerapan Bahasa Banua di Sekolah Belum Bisa Terealisasi

0
Upaya Dinas Pendidikan Berau dalam melestarikan bahasa banua di jenjang pendidikan SD dan SMP masih belum bisa terealisasi pada tahun ini akibat terkendala regulasi.

BERAU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, melalui Dinas Pendidikan terus berupaya memperkuat pelestarian bahasa banua di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah. Program ini nantinya akan dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Berau.

Sekretaris Dinas Pendidikan Berau, Ali Syahbana, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah mematangkan langkah-langkah implementasi program tersebut, meskipun masih menghadapi kendala dalam regulasi.

Adapun salah satu hambatan utama adalah belum rampungnya penyusunan Peraturan Bupati (Perbup) mengenai bahasa muatan lokal.

“Memang kemarin tahun 2024 kita targetkan selesai, tapi karena banyaknya Perbup yang harus diselesaikan oleh Bagian Hukum, sementara ini masih terkendala,” ujarnya.

Ali menambahkan bahwa penganggaran untuk pengadaan buku pembelajaran bahasa Banua direncanakan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2026, dengan syarat Perbup dapat disahkan pada tahun ini.

Terkait Sumber Daya Manusia (SDM), Ali mengakui masih belum tersedia guru yang secara formal menguasai dan mengajar bahasa Banua. Namun, pihaknya akan memanfaatkan potensi lokal selama masa transisi.

“Memang guru khususnya belum ada. Tapi namanya bahasa daerah, pasti ada orang Banuanya di situ. Nah itulah yang nanti kita berdayakan, apalagi sudah ada buku panduan bahasa muatan lokalnya,” katanya.

Lebih lanjut, pihaknya juga menargetkan seluruh sekolah di Berau wajib memasukkan bahasa Banua dalam kurikulum muatan lokal, terlepas dari jenis kurikulum yang digunakan, baik Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka.

“Muatan lokal itu bisa masuk di kurikulum apa saja. Tapi khusus bahasa Banua, kami wajibkan semua sekolah untuk nantinya memasukkannya ke dalam muatan lokal,” tuturnya.

Ia berharap, program ini dapat menjadi pondasi dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memahami budaya dan jati diri daerahnya.

“Karena prinsipnya, kita tinggal di Berau harus bisa bahasa Banua. Paling tidak, saat orang berbicara, kita paham. Jangan sampai tinggal di Banua, tapi tidak tahu bahasanya,” pungkasnya. (srn/dez)

Reporter: Sahruddin
Editor: Dezwan

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version