Home KALTARA BI Kaltara: Deflasi Februari Dipicu Tarif Listrik

BI Kaltara: Deflasi Februari Dipicu Tarif Listrik

0
Petugas PLN Tarakan saat memasang token listrik. (Dokumentasi PLN Tarakan untuk mediakaltimtara)

TARAKAN – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), gabungan tiga kabupaten kota di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat deflasi sebesar -0,17 persen (mtm) pada Februari 2025.

Angka ini lebih rendah dibandingkan deflasi bulan sebelumnya yang mencapai -1,35 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi daerah ini tercatat sebesar -0,49 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan capaian nasional yang mengalami deflasi -0,09 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara, Hasiando G. Manik, menjelaskan bahwa deflasi pada Februari disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, khususnya tarif listrik yang memberikan andil sebesar -0,39 persen.

Selain itu, penurunan harga juga terjadi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, terutama pada komoditas tomat (-0,13 persen), cabai rawit (-0,07 persen), bawang merah (-0,05 persen), dan telur ayam ras (-0,02 persen).

“Penurunan tarif listrik terjadi sebagai dampak dari kebijakan diskon 50 persen yang diberikan pemerintah kepada pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 2.200 VA sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.k/TL.01. Kebijakan ini berlaku selama Januari hingga Februari 2025,” ujar Hasiando G. Manik dalam keterangan rilisnya, Jumat (14/3/2025).

Selain itu, harga komoditas pangan seperti tomat dan cabai rawit mengalami penurunan seiring masuknya musim panen di daerah sentra produksi serta tambahan pasokan dari Sulawesi.

Meski inflasi di Kaltara tetap terkendali, Hasiando menyoroti beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti kebijakan proteksionisme Amerika Serikat yang dapat mengganggu pasokan komoditas global serta gangguan pasokan bahan pangan strategis dalam negeri seperti aneka cabai dan bawang merah. Kenaikan tarif angkutan udara juga berpotensi meningkatkan tekanan inflasi.

“Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Utara terus bersinergi menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif,” tutupnya.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version