spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ruang Aman Terhadap Perempuan dan Anak di Bulungan Masih Kurang

TANJUNG SELOR – Ruang aman bagi perempuan dan anak, masih menjadi topik perbincangan sampai dengan hari ini. Hal itu, seiring dengan  kasus kekerasan perempuan dan anak akhir-akhir ini terbilang masif terjadi. Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri (KOPRI) PMII BULUNGAN melakukan kegiatan diskusi dan sharing, dengan tema “Apakah ada ruang aman untuk perempuan dan anak di Kabupaten Bulungan”.

Diskusi plus sharing tersebut mereka lakukan bertempat di Tugu Cinta Damai Tanjung Selor,  Sabtu, (19/10/2024) kemarin.

Ketua Kopri PMII Bulungan, Syahira menyampaikan zaman moderenisasi seperti saat ini meskipun ada upaya untuk menciptakan ruang yang lebih aman bagi perempuan dan anak oleh pemerintah pusat hingga ke daerah, termasuk di kabupaten Bulungan.

“Akan tetapi, pada kenyataannya banyak tempat yang masih belum sepenuhnya bebas dari ancaman kekerasan, intimidasi, pelecehan seksual dengan korban anak-anak dan perempuan,” ucap Ketua Kopri PMII Bulungan, Syahira saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, ruang-ruang yang dirancang untuk aman, seperti tempat kerja, transportasi umum, sekolah, atau lingkungan sosial, sering kali belum sepenuhnya terbebas dari persoalan tersebut. Sehingga, melihat akar persoalan ini, diperlukan penguatan regulasi anti pelecehan, yang diterapkan setiap ruang-ruang publik, lingkungan maupun keluarga.

“Termasuk kami mendorong peningkatan pendidikan tentang pentingnya kesadaran kolektif tentang pelecehan dan kekerasan berbasis gender melalui kampanye pendidikan dapat mengubah perilaku masyarakat dan menciptakan ruang yang lebih aman,” sarannya.

Di Kabupaten Bulungan maupun beberapa wilayah lainnya, menurutnya ruang yang benar-benar aman sepenuhnya mungkin masih sulit ditemukan secara universal, namun dengan dukungan yang terus meningkat, perempuan memiliki lebih banyak pilihan dan akses untuk merasa lebih aman di berbagai lingkungan.

Diskusi yang di gelar secara rutin, lanjutnya melibatkan pelajar, pemuda dan mahasiswa. “Ini kajian rutin dan  diskusi internal kopri PMII sendiri. Diharapkan, dapat mengedukasi dan menambah informasi tentang kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak dikabupaten Bulungan,” tukasnya.

Kopri PMII Bulungan, memiliki keyakinan untuk mengkaji soal kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan tidak sebatas diskusi semata, tapi akan terus mengkaji dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak serta mampu memberdayakan perempuan dan anak di kabupaten Bulungan.

“Kami mengajak keterlibatan seluruh stakeholder terkait untuk secara bersama-sama membentuk ruang aman bagi perempuan dan anak di kabupaten Bulungan, baik dari tingkat pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum,” pungkasnya. (tin/and)

Reporter: Martinus
Editor: Andhika

BERITA POPULER