SAMARINDA – Stadion Gelora Kadrie Oening Samarinda menjadi saksi sejarah pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQN) XXX Tahun 2024 yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Ajang yang kedua kali digelar di Kota Tepian ini berlangsung meriah sejak defile kafilah dari 35 provinsi dimulai.
Defile dibuka Kafilah Sumatera Selatan dan ditutup oleh Kafilah tuan rumah, Kaltim, dengan suasana meriah yang tergambar dari iringan musik daerah masing-masing.
Presiden Jokowi, yang berdiri di tribun kehormatan, melambaikan tangan kepada para peserta sebagai bentuk apresiasi dan dukungannya. Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik, ikut berdiri dengan memberikan semangat saat Kafilah Kaltim melintas.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya MTQ sebagai ajang yang tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sebagai upaya memperkokoh nilai-nilai Alquran seperti kejujuran, keadilan, perdamaian, dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari.
“MTQ ini menjadi momentum penting untuk mengedukasi masyarakat dalam mencintai Al-Qur’an, menyempurnakan akhlak, serta membangun kebersamaan dan kerukunan untuk kemajuan bangsa,” ujar Presiden Jokowi.
Ia juga memuji inovasi teknologi yang diterapkan pada MTQ kali ini, seperti penggunaan aplikasi digital e-MTQ, e-makro, dan e-scoring, yang memudahkan akses informasi dan penilaian lomba secara real-time.
Presiden mengingatkan pentingnya saring informasi di era digital, di mana media sosial dan citizen journalism tanpa dewan redaksi semakin berkembang.
“Masyarakat membutuhkan pegangan moral yang kuat, yaitu agama. MTQ tidak hanya menampilkan keindahan membaca Al-Qur’an, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat moral dan spiritual bangsa,” tegas Presiden Jokowi sebelum resmi membuka MTQ Nasional XXX dengan pemukulan bedug.
Tidak ketinggalan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga memberikan pujian kepada Kaltim sebagai tuan rumah yang mampu menghadirkan berbagai inovasi digital dalam penyelenggaraan MTQ ini.
Menteri Yaqut menekankan bahwa MTQ adalah jembatan persaudaraan antarbangsa, dengan melibatkan peserta dari berbagai latar belakang dan kategori, termasuk kelompok disabilitas tunanetra.
Acara ini juga dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat serta pejabat tinggi seperti Ketua LPTQ Nasional Kamaruddin Amin dan Sekda Kalimantan Timur Sri Wahyuni. Pj Gubernur Akmal Malik berharap MTQ di Samarinda kali ini akan meninggalkan kesan luar biasa yang tidak terlupakan.
SIMBOL PERADABAN BARU DAN KEBERSAMAAN
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan bahwa Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQN) ke-30 yang digelar di Kaltim menandai babak baru dalam sejarah peradaban bangsa.
Kota Samarinda yang dikenal sebagai Kota Tepian diharapkan dapat mencerminkan bagaimana nilai-nilai Al-Qur’an meresapi kehidupan masyarakat dan menginspirasi kebangkitan spiritual, moral, serta budaya.
“MTQ kali ini membawa inovasi baru dengan kehadiran aplikasi digital, mulai dari pendaftaran hingga penilaian lomba, yang dapat diakses secara langsung oleh masyarakat,” ungkap Yaqut.
Ia menambahkan bahwa MTQ tidak hanya milik umat Islam, melainkan melibatkan seluruh elemen bangsa dalam semangat persaudaraan dan kebersamaan.
DISAMBUT HANGAT TOKOH LINTAS AGAMA
Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional XXX di Samarinda juga mendapat dukungan luas dari tokoh lintas agama di Kalimantan Timur.
Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (Bamagnas) Kota Samarinda, Pendeta Leonard Ayub Tfuakani, menyampaikan ucapan selamat datang kepada para kafilah dan mengapresiasi pemerintah atas penyelenggaraan acara rohani nasional ini.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat dan Provinsi Kaltim atas penyelenggaraan acara rohani nasional ini, yang membawa keberkahan bagi Benua Etam,” ujar Leonard.
Tokoh agama Buddha, Bhikkhu Thitaviriyo Thera dari Vihara Muladharma Samarinda, juga menyampaikan harapannya agar MTQN kali ini berjalan dengan lancar dan damai.
MTQN ke-30 di Kalimantan Timur diharapkan dapat menjadi ajang yang mempererat persaudaraan dan meningkatkan toleransi antarumat beragama di Indonesia. (RBU)
Pewarta: Hanafi/Dimas
Editor: Agus Susanto