TARAKAN – Di tengah perkembangan pesat Kota Tarakan, berdiri sebuah masjid yang menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Islam di Kalimantan Utara.
Masjid itu bernama Jami Nurul Islam, yang telah berusia lebih dari satu abad, tetap teguh mempertahankan keasliannya, menjadi tempat ibadah sekaligus pusat kebersamaan umat Muslim di Tarakan.
Terletak di Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah, masjid ini tidak hanya menyimpan sejarah panjang, tetapi juga menjadi bukti ketahanan dan kepedulian umat Islam setempat. Sejak didirikan sekitar tahun 1900 oleh masyarakat setempat, masjid ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga, bahkan saat masa perang.
Menurut Sekretaris Masjid Jami Nurul Islam, Sugihartono, masjid ini pernah menjadi tempat perlindungan bagi warga saat terjadi peperangan. “Masjid ini menjadi salah satu tempat perlindungan di Kelurahan Pamusian. Kenapa bersembunyi di masjid? Karena tempat paling aman saat pecah perang,” ujarnya, Rabu (12/3/2025).
Keberadaan masjid ini bukan sekadar bangunan ibadah, tetapi juga mencerminkan ketahanan masyarakat yang bertahan melewati berbagai tantangan zaman. Dengan ornamen kaligrafi Islam yang tetap terjaga rapi, masjid ini mempertahankan nuansa tradisionalnya di tengah gempuran modernisasi.
Selain menyimpan sejarah, masjid ini juga terus aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Setiap Bulan Ramadan, Masjid Jami Nurul Islam selalu menyediakan takjil gratis bagi siapa saja yang hendak berbuka puasa. Sebanyak 300 porsi takjil, terdiri dari kue tradisional, kurma, air mineral, teh, dan sirup, disiapkan setiap hari. Tradisi ini dipertahankan dari tahun ke tahun.
“Takjil ini berasal dari sumbangan warga sekitar. Ini sudah menjadi tradisi tahunan yang terus kami jaga,” tambah Sugihartono.
Saat malam tiba, suasana Ramadan semakin terasa. Jamaah memadati masjid untuk melaksanakan salat tarawih. Dengan luas sekitar 900 meter persegi, masjid ini mampu menampung sekitar 500 orang. Namun, saat salat Idulfitri, halaman dan lahan sekitar masjid dimanfaatkan, sehingga kapasitasnya bisa mencapai 600 orang.
Di tengah pesatnya perkembangan kota, Masjid Jami Nurul Islam tetap menjadi pusat ibadah dan kebersamaan umat Islam di Tarakan. Lebih dari sekadar tempat salat, masjid ini adalah rumah bagi nilai-nilai kepedulian sosial yang diwariskan turun-temurun.
Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, masjid ini tetap berdiri kokoh, menjadi ikon sejarah yang menyimpan memori perjuangan dan perkembangan agama Islam di Kalimantan Utara. Keberadaannya adalah bukti bahwa tradisi dan nilai-nilai keislaman dapat terus hidup dan berkembang, selaras dengan kemajuan zaman.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam