TARAKAN – Baznas Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menargetkan penerimaan zakat selama Ramadan 2025 mencapai Rp 3 Miliar. Hal itu disampaikan Ketua Pelaksana Baznas Tarakan, Syamsi Sarman, pada Kamis (16/1/2025). “Khusus ramadan, masih sama dengan tahun lalu Rp 3 M terdiri dari zakat fitrah, harta, infaq sedekah dan program,” kata Syamsi.
Guna mencapai target itu, lanjut Syamsi, Baznas Tarakan akan menyiapkan sebanyak 20 outlet pembayaran zakat. Outlet tersebar di sejumlah titik di kota Tarakan, menyasar pada fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, perbangkan, dan Bandara Juwata.
“Kami sudah jalan, beberapa juga sudah memberi tempat (outlet) dan beberapa juga masih proses perizinan. Kemudian kami sudah menyebarkan proposal baik kepada pemerintah, ormas, kepada usaha-usaha swasta restoran,” paparnya.
Menurutnya, jumlah 20 outlet yang disediakan ini, sama dengan tahun sebelumnya. Lebih lanjut, outlet direncanakan akan dipasang pada 1 Maret 2025. “Jadi 1 Maret itu sudah ada 20 outlet. Paling jauh itu misalnya di Juata Korpri di dekat toko Gemilang. Kesini dikit ada di Setia Budi yang baru di Persemaian, STB seperti biasa Yos Sudarso maupun Bom Panjang. kemudian perbangkan itu ada di Bank Kaltim, Mandiri, BCA, kemudian di BRI Selumit,” ujarnya.
Yang berbeda, lanjut Syamsi, pada 2025, outlet pembayaran zakat akan dipasang di Bandara Juwata Tarakan. Sebelumnya, outlet di Bandara Juwata pernah terpasang pada 2022, namun sepi lantaran saat itu terjadi pandemi Covid-19 sehingga jumlah penumpang pesawat menurun.
Mengingat penerbangan sudah normal, pihaknya berencana kembali memasang outlet di Bandara Juwata. Syamsi menyebut zakat memberi banyak manfaat, untuk itu dia mengimbau masyarakat tidak lupa membayarnya. Zakat wajib dibayarkan oleh umat Islam karena merupakan salah satu rukun Islam yang keempat. Menurutnya, zakat juga merupakan bentuk ibadah dan kepedulian terhadap sesama.
“Kesulitan ekonomi semakin tinggi, kita lihat pengangguran meskipun ada Kipi pabrik kertas tetapi pengangguran kita masih banyak sehingga anak-anak yang putus sekolah kemudian kaum duafa perlu dibantu sembako. Oleh karena itu zakat dari bapak ibu kami butuhkan supaya mereka bisa tersantuni dengan baik,” tutupnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika