spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

PMI Non Prosedural Paling Banyak dari Daerah Ini

TANJUNG SELOR – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltara, mencatat Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Kaltara persentasenya rendah.

Meskipun banyak ditemukan kasus adanya PMI non prosedural atau ilegal di wilayah Kaltara, yang ternyata hanya dijadikan wilayah lintasan menuju negara tetangga Malaysia melalui jalur perbatasan.

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Disnakertrans Kaltara, Asnawi menyatakan kalau PMI dari Kaltara itu angkanya minim bahkan hampir tidak ada. Kalaupun ada, mereka melintasi lewat jalur resmi atau prosedural.

“Kalau untuk Kaltara sendiri itu sebenarnya minim sekali. Kita ini hanya karena daerah perbatasan, jadi yang lebih banyak itu yang dari luar, khususnya dari Sulawesi, Jawa dan NTT,” kata Asnawi belum lama ini.

“Jadi kita ini ketiban daerah saja, daerah penyangga karena merupakan jalur lintasanya,” tegas dia.

Dan memang, lanjut Asnawi bagi mereka yang keluar Negeri menjadi PMI yang melewati Kaltara dengan mematuhi regulasi serta dilengkapi dengan administrasi yang jelas, tidak ada masalah.

“Insyaallah itu aman. Terdeteksi dia, sampai mana dia bekerja dimulai dari keluar dari Indonesia sampai ke Negara Tujuannya bekerja itu terdeteksi, dan itu yang prosedural,” ulasnya.

Akan tetapi yang miris hari ini adalah PMI yang non prosedural atau yang ditemukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) itulah yang menyebabkan masalah.

“Itu yang ketiban kita ini, ketika mereka dipulangkan dari Negara tujuan misalnya dari Malaysia. Dan ini sulit dideteksi,” terangnya.

Namun kehadiran pemrintah tidak akan menutup mata atas peraoalan itu. “Kita bantu mereka untuk dipulangkan kembali ke daerah asalnya. Walaupun kita tahu, setelah sampai di daerah asal mereka tetap kembali,” ungkapnya.

Terhadap persoalan ini Pemerintah Kaltara telah membangun pola kerjasama antara pemerintah Kaltara dengan pemerintah wilayah PMI non prosedural paling banyak.

“Kita sudah memjalin kerjasama untuk itu. Salah satunya mengembalikan mereka ke daerah asalnya,” tutup Asnawi. (tin/and)

Reporter: Martinus
Editor: Andhika

BERITA POPULER