BERAU – Kepala Dinas Pangan Kabupaten Berau, Rakhmadi Pasarakan, mengungkapkan bahwa penyaluran Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sebelumnya dilakukan selama bulan Ramadan, saat ini telah dihentikan. Ia menyebutkan bahwa hingga kini belum ada kepastian kebijakan terbaru terkait kelanjutan program tersebut.
Sementara itu, fokus pemerintah pusat saat ini diarahkan pada penyerapan padi lokal. “Saat ini, Bulog telah menyerap sebanyak 200 ton padi lokal dari wilayah Buyung-Buyung,” ujar Rakhmadi, Senin (8/4).
Penyerapan tersebut merupakan bagian dari instruksi Presiden yang mulai diterapkan tahun ini, dengan target penyerapan total mencapai 6.500 ton gabah. Rakhmadi menjelaskan, proses serapan dilakukan secara bertahap karena masa panen di tiga sentra pertanian Buyung-Buyung, Gurimbang, dan Merancang tidak berlangsung bersamaan.
“Untuk satu kali panen bisa mencapai 200 ton, tapi sebenarnya potensi hasil panen di Berau bisa lebih besar dari itu. Hanya saja pelaksanaannya tidak bisa serentak,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Bulog diminta untuk terus menyerap hasil panen petani tanpa batasan kuota, agar harga beras tetap stabil dan petani bisa mendapatkan keuntungan yang layak.
Di sisi lain, program kewajiban ASN menggunakan beras lokal masih diberlakukan di Berau. Namun, implementasinya dinilai belum maksimal.
“ASN memang diwajibkan menggunakan beras lokal, tapi kadang pasokannya belum mencukupi. Daya serapnya masih kurang, karena belum semua pegawai memakainya,” jelasnya.
Jika produksi dari Buyung-Buyung kembali tersedia dalam jumlah besar, pihaknya berencana untuk kembali memaksimalkan penggunaan beras lokal oleh ASN.
“Adapun harga beras lokal untuk ASN dipatok sebesar Rp15 ribu per kilogram, yang langsung dipotong dari gaji pegawai,” pungkasnya. (ril/dez)
Reporter: Aril Syahrulsyah
Editor: Dezwan