TANJUNG SELOR – Peningkatan pelayanan kesehatan oleh RSUD dr Soemarno Sosraodtmodjo mendapat apresiasi beragam pihak, salah satu suara tersebut muncul dari unsur legislatif.
Wakil Ketua DPRD Bulungan, Dwi Sugiarto menyatakan, perluasan fasilitas kesehatan termasuk infrastruktur di RSUD dr Soemarno Sosroatmodjo mengalami peningkatan tiap tahunnya.
“Kita dari DPRD melihat itu membaik dan sangat membantu masyarakat dalam urusan kesehatan,” ujar Dwi Sugiarto Jumat (10/1/2025).
Namun, untuk pelayanan kesehatan di tingkat desa hingga kecamatan pihaknya mendorong untuk dioptimalkan. Karena, biar bagaimanapun akses penanganan pasien pertama dari luar Tanjung Selor itu akan terbantu pelayanannya di Puskesmas atau Pustu tiap desa dan kelurahan yang ada.
“Yang masih kurang, kita terus mendorong untuk ditingkatkan. Termasuk pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan, desa dan kelurahan,” tukasnya.
DPRD Bulungan menyoroti pentingnya investasi dalam infrastruktur kesehatan dan pelatihan tenaga medis di seluruh wilayah, untuk memastikan akses yang merata bagi semua lapisan masyarakat.
Akses terhadap layanan kesehatan dasar merupakan salah satu isu strategis yang krusial dalam pembangunan sektor kesehatan. Penyebaran fasilitas dan tenaga kesehatan yang merata memainkan peran penting dalam memastikan masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan perawatan medis.
Pasalnya, ketimpangan distribusi sering kali menyebabkan daerah terpencil atau kurang berkembang kesulitan mengakses layanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, upaya pemerataan tidak hanya diperlukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untuk mengurangi kesenjangan kesehatan antar wilayah.
Hal penting lainnya, yakni penambahan program pelatihan tenaga medis lokal dan pengembangan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah guna menjadi solusi efektif dalam jangka panjang.
Sementara, berdasarkan data BPS Bulungan pada tahun 2024, sekitar 36,04 persen penduduk Kabupaten Bulungan mengalami keluhan kesehatan dan menjalani pengobatan jalan di fasilitas kesehatan.
Angka ini mengalami peningkatan dari 24,69 persen pada tahun sebelumnya. Selain fasilitas layanan kesehatan, upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan yang memadai terus dilakukan.
Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai ketersediaan tenaga kesehatan adalah rasio tenaga kesehatan. Pada tahun 2023, rasio tenaga medis sebesar 0,39 yang berarti terdapat 39 tenaga medis per 100.000 penduduk.
Sementara itu, tenaga keperawatan dan kebidanan memiliki rasio sebesar 5,01 yang berarti terdapat 5 tenaga keperawatan dan kebidanan per seribu penduduk.
Adapun tenaga kesehatan lainnya memiliki rasio sebesar 1,28 yang berarti terdapat 1 tenaga kesehatan lainnya per seribu penduduk.(*)
Penulis: Martinus
Editor: Yusva Alam