Pasca Banjir, Pemkab Berau Siapkan Relokasi Kampung ke Lokasi Lebih Aman

BERAU – Banjir yang menerjang beberapa kampung di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, meninggalkan kerusakan parah dan duka mendalam bagi warga terdampak. Kampung Long Ayap menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak, dengan sejumlah fasilitas umum seperti rumah ibadah, sekolah, poskesdes hingga rumah warga rusak berat.

Sebagai langkah cepat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau berencana merelokasi seluruh warga Kampung Long Ayap ke wilayah yang lebih aman dari potensi banjir. Rencana ini disampaikan langsung oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih.

“Salah satunya adalah pembangunan ulang tempat ibadah, sekolah, dan puskesmas. Itu yang jadi prioritas saat ini,” ujar Bupati, Senin (2/6/2025).

Menurutnya, relokasi pemukiman menjadi langkah mendesak mengingat posisi Kampung Long Ayap yang berada dekat dengan aliran Sungai Segah. Wilayah tersebut sangat rawan banjir, terlebih peristiwa banjir sebelumnya datang tiba-tiba dan menghanyutkan sejumlah bangunan hanya dalam hitungan jam.

Pemkab Berau akan membangun rumah baru bagi 72 kepala keluarga (KK) yang terdampak melalui program Rumah Layak Huni (RLH), yang juga menjadi salah satu program unggulan daerah.

Kepala Kampung (Kakam) Long Ayap, Jemi, menyampaikan bahwa lahan untuk relokasi sudah tersedia sejak lama, awalnya disiapkan sebagai bagian dari rencana pemekaran kampung.

“Lahan yang disiapkan seluas 150 hektare, berada sekitar 1 kilometer dari kampung saat ini, dan dekat dengan kawasan perkebunan sawit. Untuk saat ini, sudah tersedia 71 petak untuk pembangunan perumahan warga,” jelas Jemi.

Ia menegaskan bahwa lokasi relokasi berada di APL (Areal Penggunaan Lain), yang artinya lahan tersebut berada di luar kawasan hutan dan legal digunakan untuk kegiatan pembangunan non-kehutanan seperti pemukiman, pertanian, dan industri.

“Semoga bisa segera terealisasi seperti yang disampaikan Ibu Bupati. Kami akan kejar program RLH ini karena pembangunan baru tentunya butuh anggaran besar,” ungkapnya.

Sebelumnya, Anggota DPRD Berau, Sakirman, juga menyatakan dukungannya terhadap rencana relokasi ini. Ia menilai bahwa relokasi ke wilayah yang lebih aman adalah solusi jangka panjang yang mendesak untuk melindungi masyarakat dari risiko banjir berulang.

“Ini bukan sekadar pemindahan fisik, tapi langkah untuk menyelamatkan kehidupan dan masa depan masyarakat,” tegas Sakirman.

Ia menyoroti bahwa bencana banjir yang terjadi terus-menerus juga diperparah oleh kerusakan lingkungan dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Menurutnya, relokasi harus dirancang secara menyeluruh dan berkelanjutan, mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya, hingga tata ruang wilayah.

Sakirman mendorong Pemkab Berau untuk mengalokasikan anggaran khusus dalam APBD, serta menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat dan mitra pembangunan lainnya.

“Anggaran itu harus mencakup pembangunan infrastruktur baru, penyediaan fasilitas umum, serta program pemberdayaan ekonomi bagi warga di lokasi relokasi,” tambahnya.

Meski diakui bukan hal mudah, proses relokasi yang dilakukan dengan perencanaan matang dan melibatkan masyarakat sejak awal diyakini bisa menjadi solusi nyata untuk memutus siklus bencana banjir tahunan di wilayah ini.

“Kami mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret demi menjamin hak, keselamatan, dan masa depan warga terdampak,” tutupnya. (ril/dez)

Reporter: Aril Syahrulsyah
Editor: Dezwan

Exit mobile version