spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Miris! Maratua Kedatangan Sampah Kiriman

TANJUNG REDEB – Persoalan sampah di sungai maupun laut masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.

Terbukti, Pulau Maratua yang menjadi destinasi wisata andalan Bumi Batiwakkal kedatangan sampah kiriman. Sejumlah besar bibir Pantai Kampung Teluk Harapan tertutup sampah yang terbawa arus laut.

Mengenai munculnya “tamu tak diundang” itu, Camat Maratua, Ariyanto mengatakan, dirinya tidak mengetahu asal muasal sampah yang terseret arus hingga ke bibir pantai. Disebutkannya, kejadian ini kerap kali terulang setiap dua bulan sekali.

“Mayoritas sampah merupakan jenis tumbuh-tumbuhan atau alga dari laut, namun tercampur dengan sampah botol atau plastik yang dibuang oleh manusia,” jelasnya, Jumat (2/11/2022).

Ariyanto menegaskan, sampah kiriman merupakan suatu hal yang mengganggu keindahan Pulau Maratua, dan dkhawatirkan bakal berpengaruh pada kunjungan wisatawan.

Ditambahkannya, saat ini pihak Kecamatan Maratua sedang melakukan kerja bakti untuk membersihkan sampah di seluruh garis Pantai Teluk Harapan.

“Jelas mengganggu pariwisata, padahal pasir pantai sudah mulai bagus cuma masalah sampah kiriman ini,” ucapnya.

Dia menjelaskan, pembersihan sampah kiriman tidak dapat dilakukan dengan cara menarik kembali ke laut. Sebab, kata dia, jika arus kembali berubah maka sampah tersebut akan kembali lagi ke bibir pantai.

Ariyanto menambahkan, untuk menaikkan sampah ke sisi darat tidak mudah dilakukan karena volumenya cukup besar. Untuk menanganinya, dibutuhkan alat khusus guna mengambil sampah dari permukaan air.

“Sampah ini rutin datang memenuhi pantai mengikuti arus laut, tapi kali ini sampah yang datang jumlahnya cukup banyak,” tuturnya.

Dirinya meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membantu pihaknya menangani sampah kiriman. Mengingat pulau terluar Indonesia itu adalah objek wisata unggulan Bumi Batiwakkal yang mengandalkan keindahan bawah lautnya.

“Sudah kita suarakan, tapi memang belum ada gerakan,” tegasnya.

Kendati demikian, Ariyanto menyebut kesadaran masyarakat Pulau Maratua untuk menjaga kebersihan sudah mulai tumbuh. Perlahan pihaknya dengan masyarakat membersihkan bibir pantai dari sampah yang mengganggu.

“Jangan sampai karena keberadaan sampah kiriman ini muncul spekulasi masyarakat tidak peduli dengan kebersihan pantai, padahal kita sudah secara swadaya menjaga pantai,” pungkasnya. (Dez)

BERITA POPULER