TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara merupakan provinsi ke–34 di Indonesia. Hingga tahun 2024, provinsi ini terdiri dari lima kabupaten/kota yaitu Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan.
Lima kabupaten/kota tersebut terbagi menjadi 55 kecamatan, 449 desa, dan 35 Kelurahan. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) Mas’ud Rifa’i mengatakan, kemajuan suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai fasilitas yang tersedia.
Pada tahun 2024, 295 desa/kelurahan di Provinsi Kalimantan Utara sebagian besar keluarganya sudah menggunakan listrik PLN. 361 desa/kelurahan menggunakan listrik Non PLN dan 74 desa/kelurahan bukan pengguna listrik. 254 desa/kelurahan memiliki sumber penerangan jalan listrik pemerintah dan Non pemerintah.
“Jika melihat pada jenis bahan bakar yang digunakan untuk memasak, lebih dari 50 persen desa/kelurahan di Provinsi Kalimantan Utara masih menggunakan kayu bakar,” ucapnya pada Minggu (23/2/2025)
“14 desa/kelurahan menggunakan gas kota, 176 desa/kelurahan menggunakan LPG 3 Kg, 46 desa/kelurahan menggunakan LPG lebih dari 3 Kg, 1 desa/kelurahan menggunakan minyak tanah, dan 247 desa/kelurahan menggunakan kayu bakar. 443 desa/kelurahan fasilitas buang air besar sebagian besar keluarga adalah fasilitas BAB yang digunakan sendiri,” lanjutnya.
Selain itu, Provinsi Kalimantan Utara tidak terlepas dari bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Provinsi Kalimantan Utara adalah banjir. Pada Januari 2023 – Mei 2024, terdapat 152 desa/kelurahan yang mengalami bencana banjir, 40 desa/kelurahan mengalami tanah longsor, 4 desa/kelurahan mengalami banjir bandang, 3 desa/kelurahan mengalami angin puyuh/putting beliung/topan, 15 desa/kelurahan mengalami kebakaran hutan dan lahan, 10 desa/kelurahan mengalami kekeringan dan 2 desa/kelurahan mengalami abrasi.
“Belajar dari terjadinya bencana alam, terdapat 73 desa/kelurahan yang telah memiliki sistem peringatan dini bencana alam, 82 desa/kelurahan memiliki perlengkapan keselamatan, 39 desa/kelurahan memiliki rambu-rambu dan jalur evakuasi, dan 129 desa/kelurahan melakukan pembuatan perawatan atau normalisasi sungai, kanal, tanggul, dan lain-lain,” jelas Mas’ud.
Selain itu fasilitas Pendidikan dan kesehatan merupakan ialah hal dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pada tahun 2024, 129 desa/kelurahan memiliki sekolah TK/RA/BA, 312 desa/kelurahan memiliki sekolah SD/MI, 158 desa/kelurahan memiliki sekolah SMP/MTs, 94 desa/kelurahan memiliki sekolah SMU/MA/SMK, dan 13 desa/kelurahan memiliki akademi/Perguruan Tinggi.
Ketersediaan fasilitas kesehatan, 15 desa/kelurahan memiliki fasilitas RS, 60 desa/kelurahan memiliki fasilitas puskesmas, 221 desa/kelurahan memiliki fasilitas puskesmas pembantu, 26 desa/kelurahan memiliki fasilitas poliklinik/balai pengobatan, 58 desa/kelurahan memiliki fasilitas tempat praktek dokter, 4 desa/kelurahan memiliki fasilitas rumah bersalin, 55 desa/kelurahan memiliki fasilitas tempat praktek bidan, 52 desa/kelurahan memiliki poskesdes, 3 desa/kelurahan memiliki polindes, 68 desa/kelurahan memiliki fasilitas apotek, dan 32 desa/kelurahan memiliki fasilitas toko khusus obat/jamu.
Sedang untuk sarana transportasi jalan kata Mas’ud sebanyak 248 desa/kelurahan di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2024 memiliki permukaan jalan darat terluas aspal/beton.
Akan tetapi, masih terdapat 112 desa/kelurahan dengan permukaan jalan darat terluas adalah tanah. Selain permukaan jalan, sinyal saat ini juga merupakan hal yang cukup dibutuhkan oleh masyarakat.
“5 desa/kelurahan tidak memiliki sinyal telepon seluler, 205 desa/kelurahan memiliki sinyal lemah, 205 desa/kelurahan memiliki sinyal kuat, dan 69 desa/kelurahan memiliki sinyal sangat kuat,” tutupnya.
Selain sinyal telepon seluler, masih ada sebanyak 48 desa/kelurahan juga tidak memiliki sinyal internet, 48 desa/kelurahan memiliki sinyal internet 2G/E/GPRS, 59 desa/kelurahan memiliki sinyal internet 3G/H/H+, dan 324 desa/kelurahan memiliki sinyal internet 4G/LTE.
“Pada tahun 2024, 34 desa/kelurahan telah memiliki fasilitas ekonomi kelompok pertokoan, 101 desa/kelurahan memiliki pasar dengan bangunan, 28 desa/kelurahan memiliki pasar tanpa bangunan. 266 desa/kelurahan memiliki fasilitas mini market, 382 desa/kelurahan memiliki fasilitas restoran/rumah makan. 88 desa/kelurahan memiliki fasilitas hotel dan 173 desa/kelurahan memiliki fasilitas penginapan,” pungkasnya. (and)