TARAKAN — Pihak Bandara Juwata Tarakan buka suara terkait insiden penerbangan Super Air Jet IU 693 dengan rute Tarakan–Balikpapan gagal take off pada Senin (2/6/2025)
Pesawat seharusnya berangkat dari Bandara Internasional Juwata Tarakan pada pukul 14.35 WITA, namun keberangkatan tertunda hingga akhirnya lepas landas sekitar pukul 20.40 WITA.
Kepala Bidang Teknik dan Operasi Bandara Juwata Tarakan, Fahrudin Rahmad menjelaskan, bahwa penundaan penerbangan Super Air Jet disebabkan oleh kerusakan pada permukaan runway serta ditemukannya Foreign Object Debris (FOD) di area tersebut.
“Kerusakan berupa pengelupasan di sebagian kecil permukaan runway, serta adanya FOD menjadi penyebab utama penundaan. Setelah dilakukan identifikasi awal, kami langsung berkoordinasi dengan kru pesawat Super Air Jet,” jelasnya dalam sesi konferensi pers, Kamis (5/6/2025).
Setelah berdiskusi dengan pihak bandara, pilot Super Air Jet memutuskan untuk kembali ke apron sambil menunggu hasil inspeksi serta melakukan pengisian bahan bakar ulang.
Pihak Bandara Juwata kemudian segera mengambil langkah penanganan awal sesuai Standard Operating Procedure (SOP), termasuk menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) bekerja sama dengan AirNav Indonesia, baik di Tarakan maupun Balikpapan.
NOTAM tersebut memberitahukan bahwa sebagian landasan pacu tidak dapat digunakan, dan hanya tersisa panjang landasan sekitar 2.050 meter yang layak pakai.
Setelah dilakukan analisa parameter teknis, pilot menyatakan siap untuk terbang dengan kondisi landasan yang tersedia. Pesawat akhirnya berhasil lepas landas kembali menuju Balikpapan pada pukul 20.40 WITA.
“Penanganan terhadap kondisi seperti ini merupakan bagian dari dinamika operasional penerbangan. Keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengguna jasa tetap menjadi prioritas utama kami,” tambahnya.
Setelah pesawat berhasil terbang, perbaikan lanjutan terhadap runway segera dilakukan mulai pukul 21.30 WITA dan selesai sekitar pukul 23.30. Setelah proses pembersihan dan inspeksi lanjutan, runway dinyatakan kembali normal dan siap digunakan sejak pukul 24.00 WITA.
Terkait penyebab kerusakan, pihak bandara masih melakukan investigasi. Indikasi awal mengarah pada kemungkinan dampak dari jet blast pesawat atau aktivitas manuver. Namun, belum ada kesimpulan pasti karena bukti dan data masih dikumpulkan.
“Runway kami rawat secara rutin setiap hari. Untuk perbaikan menyeluruh seperti overlay, kami melakukannya berdasarkan hasil evaluasi teknis,” jelasnya.
Adapun luasan kerusakan runyway kurang lebih 0,5 x 0,5 meter. Posisi kerusakan berjarak 70 meter dari ujung landasan pacu. “Dan dari tepi kurang lebih 20 meter,” tuturnya.
Dia juga menegaskan, bahwa isu yang beredar di media sosial mengenai kemunculan biawak sebagai penyebab gangguan tidak benar. “Kami pastikan tidak ada kaitan antara kejadian ini dengan kemunculan hewan liar. Itu informasi yang tidak berdasar,” tegasnya.
Bandara Juwata juga menyampaikan bahwa tidak ada gangguan penerbangan lain akibat insiden ini. Salah satu pesawat Lion Air dari Surabaya tetap berhasil mendarat dengan selamat pada sore hari yang sama, setelah mendapat pemberitahuan melalui NOTAM.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam