TANJUNG REDEB – Kasus Infeksi Saluran Penapasan Akut (ISPA) di Kabupaten Berau tengah mengalami lonjakan tinggi. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes), sepanjang Juni hingga Agustus 2023, ada 3020 masyarakat yang terjangkit.
Menanggapi persoalan itu, Ketua Komisi I DPRD Berau, Peri Kombong menuturkan, pemerintah harus mengantisipasi hal tersebut dengan peralatan medis yang memadai.
Ditegaskannya, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait harus memastikan prioritas pelayanan kesehatan bagi masyarakat terkena ISPA.
“Apalagi dalam kondisi kabut asap seperti ini. Dinkes saya harap memastikan seluruh peralatan medis memadai. Mulai dari oksigen, masker dan obat-obatan,” ungkapnya.
Buruknya kualitas udara di Bumi Batiwakkal, tentu membuat masyarakat merasakan sakit tenggorokan, pusing, batuk hingga sesak nafas. Kondisi tersebut, kata Peri, tentu dirasakan dan didominasi oleh anak-anak.
Hal itu diperkuat dengan data Dinkes Berau mengenai pasien yang terjangkit. Yakni usia 1-5 tahun ada 985 kasus, 5-9 tahun 500 kasus, 9-60 tahun 1364 kasus dan usia rentan sebanyak 171 kasus.
“Jadi pihak puskesmas maupun rumah sakit harus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang berobat, terkhusus yang mengalami ISPA,” tuturnya.
“Jangan sampai ada kabar mengenai masyarakat yang datang untuk berobat tidak terlayani,” tegasnya.
Menurut Politikus Gerindra ini, kasus ISPA terjadi karena berbagai faktor. Dipaparkanya seperti adanya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), debu jalan serta asap kendaraan.
“Saya harap masyarakat jika keluar rumah mengenakan masker sebagai antisipasi ISPA ini,” imbuhnya.
Kendati demikian, Peri Kombong meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk cepat tanggap dalam kondisi saat ini akibat kabut asap. “Harus ada solusi untuk menurunkan angka kasus ISPA ini. Jangan dibiarkan berlarut-larut,” tandasnya. (adv/set)