spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Januari hingga Juli 2024, Dinkes Tarakan Temukan 66 Kasus Positif HIV

TARAKAN – Dinas Kesehatan Kota Tarakan mencatat sepanjang Januari hingga Juli 2024, telah memeriksa 7.486 orang, 66 diantaranya dinyatakan positif HIV. Sementara pada Januari hingga Desember 2023 lalu, dari 12.704 yang diperiksa, 108 diantarannya positif HIV. Data ini didapatkan melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tarakan pada Senin (3/9/2024).

Kepala Dinkes Tarakan, dr Devi Ika Indriarti menuturkan pihaknya rutin melakukan pemeriksaan kasus HIV sebagai langkah untuk memutus mata rantai penyebarannya. Namun sebelum melakukan pemeriksaan, Dinkes Tarakan terlebih dahulu melakukan konseling guna memastikan yang bersangkutan bersedia untuk diperiksa.

Apabila dari hasil pemeriksaan dinyatakan positif, maka statusnya tidak akan dibuka ke publik.

“Karena tergantung dia mau buka apa tidak. Belum tentu mau dibuka karena memang penerimaan masyarakat kita tahu seperti apa,” kata Devi di Tarakan belum lama ini.

Menurutnya, selama ini stigma negatif terhadap penderita HIV masih tinggi. Alhasil, seseorang takut untuk memeriksa. Tidak hanya itu, bagi penderita HIV mereka acap kali dikucilkan dan dijauhi oleh masyarakat. Padahal, HIV menular melalui hubungan seksual, berbagi jarum suntik, produk darah dan organ tubuh, serta ibu hamil positif HIV ke bayinya.

Guna mencegah peredaran virus HIV, kata Devi, sebelum melakukan pernikahan seseorang juga diwajibkan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Harapannya, dapat mencegah tersebarnya HIV lebih dini.

Ia tak menampik menemui tantangan dalam penanganan HIV, yakni tidak semua orang mau memeriksa status HIV-nya. Bahkan, tidak semua orang mau mengikuti pengobatan HIV secara rutin lantaran adanya stigma negatif dari masyarakat.

Padahal, bagi penderita HIV penggunaan obat secara rutin merupakan keharusan untuk menjinakkan virus. Terlebih, belum ditemukannya obat untuk menyembuhkan HIV.

Untuk itu, dirinya berharap peran serta masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran HIV dengan tidak melakukan hubungan seks secara sembarangan. Selain itu, tidak lagi memberi stigma terhadap penderita HIV.

“Stigma di masyarakat terkait HIV sangat-sangat tinggi,” tegasnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

BERITA POPULER