TANJUNG REDEB – Peningkatan infrastruktur menjadi prioritas utama dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Teluk Bayur, dengan fokus utama pada penanganan drainase akibat tingginya risiko banjir di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Hendra Pranata, memastikan usulan masyarakat akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketersediaan anggaran.
“Realisasi akan disesuaikan dengan jumlah anggaran yang tersedia,” ujar Hendra.
Ia menjelaskan DPUPR Berau telah menerima data terkait jumlah pekerjaan di bidang jalan dan drainase, dengan total anggaran mencapai Rp 70 miliar. Salah satu fokus utama adalah penuntasan drainase di Jalan Cut Nyak Dien, Jalan Poros Pandan Sari, dan kawasan RT 3 Stasiun, Kecamatan Teluk Bayur.
Banjir yang sering melanda Kecamatan Teluk Bayur, menurut Hendra, disebabkan oleh cuaca ekstrem yang belum pernah terjadi sejak 2023 hingga 2024. Selain itu, beberapa titik drainase masih belum terkoneksi dengan baik.
“Kami mendapat informasi dari BMKG Berau bahwa kondisi cuaca cukup parah. Ditambah lagi, ada beberapa titik drainase yang belum tersambung dengan baik, sehingga perlu segera ditangani,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga telah mengidentifikasi beberapa titik drainase yang kondisinya cukup parah dan membutuhkan penanganan cepat. Beberapa kawasan yang menjadi perhatian adalah Sungai Kuyang di Kelurahan Teluk Bayur, yang telah mendapatkan bantuan pembangunan drainase dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
“Jika ada kendala dalam drainase tersebut, kami telah berkoordinasi dengan Pemprov Kaltim. Namun, kami tidak bisa mengontrol sepenuhnya karena itu berada di ranah mereka,” katanya.
Salah satu titik banjir yang menjadi perhatian DPUPR Berau adalah Jalan HARM Ayoeb di depan Pasar Adji Dilayas (PSAD). Kawasan ini kerap mengalami banjir meskipun sudah dilakukan pembangunan gorong-gorong dalam beberapa tahun terakhir.
“Karena pekerjaan ini bersifat lanjutan, ke depan akan dilakukan pembangunan tambahan apabila tersedia anggaran,” tambahnya.
Selain itu, warga juga sempat mengeluhkan adanya genangan air besar di Jalan Rajawali II, tepatnya di belakang PSAD. Menanggapi keluhan tersebut, Hendra memastikan bahwa penanganan akan dilakukan pada tahun 2025.
“Alhamdulillah, masalah ini akan ditangani tahun depan,” ujarnya.
Terakhir, ia menegaskan proyek drainase di Jalan Cut Nyak Dien akan segera dikerjakan dengan anggaran sebesar Rp 19,55 miliar. Selain pembangunan drainase, ia juga mengusulkan penghijauan kembali di kawasan tersebut untuk membantu penyerapan air dan mencegah terjadinya genangan.
“Penghijauan sangat penting agar air bisa diserap oleh tanaman dan mengurangi risiko banjir,” tutupnya.
Pewarta : Muhammad Aril
Editor : Nicha R