BERAU – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah tegas terhadap kasus penyalahgunaan frekuensi radio yang digunakan untuk menyebarkan SMS penipuan dengan metode fake BTS. Kasus ini terungkap setelah Komdigi menerima banyak laporan dari masyarakat terkait maraknya SMS penipuan yang dikirim bukan oleh operator seluler resmi.
Pelaku menggunakan teknologi fake BTS untuk mengirim SMS secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi oleh sistem operator. Pesan yang dikirim berisi tawaran hadiah palsu atau permintaan data pribadi, tanpa melewati jaringan resmi, sehingga sulit dilacak oleh operator seluler.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau, Didi Rahmadi, menyatakan dukungannya terhadap upaya Komdigi dalam memberantas praktik ilegal tersebut.
“Kami pasti akan selalu mendukung dan mengawal program dari Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Didi mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu laporan dari masyarakat terkait keberadaan kasus penipuan dengan metode fake BTS di Kabupaten Berau.
“Kami belum tahu apakah di Berau juga sudah ada korban atau belum, karena kami belum menerima laporan,” katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan tidak mudah percaya terhadap SMS atau pesan WhatsApp yang menjanjikan hadiah dengan persyaratan yang terlalu mudah dan meminta data pribadi.
“Harapannya, agar pengguna media sosial di Berau tidak mudah terpengaruh dengan iming-iming hadiah besar dengan syarat yang sederhana. Jangan mudah memberikan identitas diri seperti KTP dan KK kepada orang yang tidak dikenal,” jelasnya.
Didi meminta masyarakat untuk lebih teliti dalam menerima pesan dan memastikan keaslian sumbernya sebelum merespons.
“Kami minta pula masyarakat untuk bisa meneliti betul-betul apakah SMS atau pesan WA berasal dari lembaga resmi atau bukan,” pungkasnya. (srn/dez)
Reporter: Sahruddin
Editor: Dezwan
