TARAKAN – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan, Yonsep mengungkap ada 182 kejadian bencana terjadi di sepanjang tahun 2024. Data ini dihimpun hingga Minggu kedua di Desember 2024.
Adapun bencana yang terjadi didominasi oleh banjir dan tanah longsor. Selain itu, kebakaran pemukiman, hutan dan lahan (Karhutla), kecelakaan laut dan lain sebagainya.
Yonsep lanjut menjelaskan, banjir dan longsor dipicu oleh cuaca ekstrim berkaitan dengan hujan deras. Sementara untuk karhutla, di tahun ini banyak terjadi pada Juli sampai Agustus 2024 disebabkan cuaca kemarau.
“Sedangkan pada Bulan September sampai Desember 2024 terjadi musim hujan, sehingga karhutla menurun,” ucapnya di Tarakan baru-baru ini.
Dia membeberkan dari 182 kejadian bencana terdapat 451 jiwa yang terdampak. “Untuk korban jiwa terdapat 3 orang yaitu korban bencana kebakaran bangunan,” ujarnya.
“Yang meninggal baru-baru aja, di bulan Desember 3 orang tetapi itu bentuk laporan korban. Kalau masalah kebakarannya ditangani Satpol-PP dan PMK,” sambungnya.
Kejadian kebencanaan ini tercatat meningkat dari tahun sebelumnya. Bahkan lokasi atau titik-titik kejadian kebencanaan pun ikut meningkat. Dia mengungkap beberapa titik rawan kebencanaan semakin meningkat di tahun 2024.
“Sudah berubah yang tadinya mamburungan tidak masuk dalam kondisi rawan bencana malah meningkat, terutama untuk fasilitas umum. Karena jalan jalan di mamburungan itu perbukitan jadi sekarang lebih rawan. Itu berdampak pada masyarakatnya. Pertama kalau untuk banjir dan longsor Karang Anyar, Kampung 1, Pamusian, Sebengkok, sekarang ada peningkatan titik termasuk Kampung Empat, Karang Anyar Pantai. Bertambah Juata Kerikil, Juata Permai,” jelasnya.
Peningkatan jumlah titik rawan ini terjadi karena adanya pertumbuhan penduduk yang memicu peningkatan pembangunan di Kota Tarakan.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam