TARAKAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan memprediksi cuaca ekstrem akan melanda wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) selama sepekan ke depan.
Beberapa waktu lalu, wilayah ini sempat mengalami cuaca panas akibat adanya bibit siklon di bagian barat Indonesia yang menarik massa uap air ke arah tersebut. Namun, saat ini terjadi konvergensi di atas Kalimantan, yang menyebabkan perlambatan angin dan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Kaltara.
Kepala BMKG Kota Tarakan, M. Sulam Khilmi, menyampaikan bahwa dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. “Prediksi sampai satu minggu ke depan kondisi Kaltara masih seperti ini, intensitas hujannya cukup menengah hingga tinggi,” ucapnya pada Rabu (19/3/2025).
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan serta mengantisipasi dampak cuaca ekstrem. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah angin kencang dan gelombang tinggi.
Untuk kondisi gelombang laut, pada 20 Maret 2025 diperkirakan masih aman dengan ketinggian antara 0,5 sampai 1,25 meter.
Namun, pada 21 Maret, perairan Tanjung Selor berpotensi mengalami gelombang lebih dari 1,25 meter, meskipun tidak terjadi sepanjang hari melainkan pada momen tertentu.
“ini diakibatkan ada potensi angin kencang di Kaltara dalam satu Minggu ke depan,” ucapnya.
Dia menambahkan, bahwa cuaca ekstrem dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti kecepatan angin, curah hujan, dan suhu udara. “Angin lebih dari 25 knot ini sudah masuk kategori ekstrem, kemudian curah hujan yang lebih dari 25 milimeter per jam,” tegasnya.
Meski demikian, Kaltara telah melewati puncak musim hujan yang terjadi pada Bulan Februari. Namun masyarakat harus waspada Kaltara masuk ke dalam wilayah yang mengalami hujan sepanjang tahun.
Kata Khilmi, jika hujan terjadi berturut-turut selama tiga hari, maka dapat memicu longsor dan banjir sehingga masyarakat diminta waspada.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam