TANJUNG REDEB – Debat publik terakhir Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Berau kian memanas saat membahas tema infrastruktur.
Calon Wakil Bupati Berau nomor urut 01, Agus Wahyudi mengatakan, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Berau belum merata baik di wilayah kota maupun pedesaan. Untuk itu, pihaknya telah mencanangkan program pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dalam 24 program unggulan.
Menurutnya, infrastruktur dasar seperti listrik dan air bersih belum sepenuhnya dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan. Kurang lebih 25 kampung di Kabupaten Berau yang sama sekali tidak tersentuh listrik dan air bersih.
“Walaupun orang bilang bahwa listrik adalah kewenangan pemerintah pusat tetapi kita akan upayakan itu karena mereka adalah masyarakat Berau yang harus kita perhatikan,” ujarnya.
“Untuk 25 desa ini sampai kapanpun tidak bakal ada jaringan PLN disana, karena desa ini berada di kawasan hutan (KBK, red),” sambungnya.
Sehingga, pihaknya telah mencari jalan keluar terhadap permasalahan tersebut jika dipercaya memimpin Bumi Batiwakkal nantinya, salah satunya dalam program pembangunan listrik pedesaan.
“Demikian juga air bersih. 25 desa ini tidak pernah merasakan air bersih. Jika masuk musim penghujan, apapun yang ada di sungai akan lewat, termasuk bangkai hewan, dan itu yang diminum oleh saudara kita yang berada di daerah terpencil tersebut,” bebernya.
Menanggapi itu, Calon Wakil Bupati Berau nomor urut 02, Gamalis mengatakan bahwa Paslon 01 terlalu pesimis menyatakan bahwa sampai kapanpun 25 desa tersebut tidak akan terbangun jaringan listrik.
“Tetapi beliau (Agus Wahyudi, red) menjanjikan akan membangun jaringan listrik itu hingga masuk kedalam pedesaan,” ucapnya.
Hal tersebut menurutnya merupakan sebuah ambigu antara tidak kepercayaan diri akan hadirnya jaringan listrik di 25 desa tersebut.
“Di sisi lain tidak percaya adanya listrik di wilayah desa tersebut, tetapi di sisi lain jika dia terpilih dia akan membangun itu, artinya tidak ada kecocokan dan kesinkronan,” tegasnya.
Merespons tanggapan itu, Agus Wahyudi menyebut pihaknya akan hadir untuk memecahkan persoalan jaringan listrik. Menurutnya, ada beberapa alternatif seperti mikrohidro, tenaga surya komunal dan lain sebagainya.
“Jadi ini yang akan kami lakukan. Kami bukan membangun jaringan, tetapi membangun jaringan listrik tenaga alternatif. Jika menunggu PLN itu tidak bakal terjadi karena berada di kawasan hutan,” pungkasnya. (srn/dez)
Reporter: Sahruddin
Editor: Dezwan