spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Begini Catatan Kemenparekraf RI untuk Festival Iraw Tengkayu

TARAKAN – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) memberi sejumlah catatan atau evaluasi untuk pengembangan festival tahunan Iraw Tengkayu. Evaluasi diharapkan dapat meningkatkan level Festival Iraw Tengkayu di event pariwisata nasional.

Salah satunya, meminta pemerintah daerah untuk membuat stategi promosi storynomics yang mengutamakan narasi dan konten kreatif. Hal ini diperlukan untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan daerah. Selain itu, mengoptimalkan peran media digital untuk mempromosikan event sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

“Serta semangat 3G, yakni Gercep, Gebyer dan Gaspol,” kata Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf, Raden Kurleni Ukar saat menyampaikan sambutannya pada Festival Iraw Tengkayu XIII yang digelar di Pantai Amal, Minggu (6/10/2024).

Salah satu yang kurang maksimal pada event ini, kata dia, adalah cerita atau makna di balik Iraw Tengkayu. Menurutnya, banyak atraksi yang luar biasa, hanya saja beberapa masyarakat belum paham mengenai cerita dan maknanya. “Mungkin bisa ditambahkan ceritanya storynomics itu yang perlu diperluas supaya kita paham. Sudah ada atraksi luar biasa tapi banyak yang tidak paham itu menceritarakan apa yah, jadi mungkin itu bisa digali lebih dalam lagi,” harapnya.

Selain itu, pemerintah dan masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan. Sebab kebersihan menjadi salah satu unsur penting untuk pengembangan parisiwata. Ia menuturkan Iraw Tengkayu merupakan festival budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Salah satu hal penting yang mesti dilakukan pemerintah daerah agar festival ini naik level menjadi 10 besar event pariwisata nasional adalah dengan mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin, baik lokal maupun internasonal.

“Jadi nanti salah satu kriteria adalah berapa banyak nih wisatawan Nusantara menikmati atraksi Iraw Tengkayu,” tuturnya.

Kendati demikian, wanita pemegang gelar Master of Science in Biochemical Engineering dari University College London itu mengapresiasi event ini, sebab masuk dalam Kharisma Event Nusantara atau KEN untuk ketiga kalinya. Terlebih, Festival Iraw Tengkayu masuk dalam 110 Even Kalender Nasional. “Ini luar biasa bapak dan ibu sekalian karena banyak yang berguguran, banyak sekali proposal-proposal baru sehingga memang untuk tetap bertahan perlu inovasi baru. Mudah-mudahan tahun depan dengan inovasi baru bisa masuk kembali,” tuturnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Tarakan, Bustan mengatakan, pihaknya akan terus mengevaluasi Festival Iraw Tengkayu. Pihaknya juga akan mencari inovasi untuk mencari terobosan baru sehingga dapat menarik sebanyak mungkin wisatawan. “Saya rasa kolaborasi dan sinergi itu penting,” ucapnya.

Selain itu, dia berharap media turut membantu mengenalkan Festival Iraw Tengkayu kepada masyarakat.

Sebagai informasi,  Iraw Tengkayu merupakan sebuah festival budaya yang digelar di Tarakan, Kalimantan Utara. Festival ini dilaksanakan oleh salah satu suku asli di daerah ini, yakni Suku Tidung.

Mengutip dari kemenparekraf.go.id, iraw dalam bahasa Tidung berarti perayaan, sedangkan tengkayu adalah pulau kecil yang dikelilingi laut. Pulau kecil tersebut mewakili identitas Pulau Tarakan. Festival ini merupakan perayaan tahunan untuk menghormati dan merayakan warisan budaya, hasil panen, serta hubungan harmonis dengan roh leluhur. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

BERITA POPULER