TANJUNG REDEB – Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), pada tahun 2023, Berau hanya mendapat bantuan bibit jagung untuk lahan seluas 1.460 hektare. Angka tersebut menurun jauh dibanding tahun 2021 yang mencapai 11.550 hektare.
Kepala Distanak Berau, Junaidi menuturkan, pada tahun 2022 Kaltim tidak mendapatkan alokasi bantuan benih jagung dari pemerintah pusat. Hal ini tentunya berdampak pada sektor pertanian jagung di Berau. Pasalnya hasil panen jagung dipastikan akan menurun, karena tidak adanya benih jagung untuk masyarakat. Padahal menurut Junaidi, masyarakat di Berau sangat membutuhkan benih jagung.
“Iya tahun ini memang tidak ada bantuan benih jagung,” katanya, Kamis (3/11/2022).
Dia mengaku, pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait kuota bantuan benih jagung yang turun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Memang jauh menurun, dan memang kami tidak bisa apa-apa,” ucapnya.
Junaidi mengatakan, pihaknya akan mengupayakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan dan sudah dalam proses pengadaan. Kemungkinan sebelum akhir November ini, sudah bisa diserahkan ke petani.
“Kami upayakan secepatnya, saat ini sudah dalam proses,” tuturnya.
Ditambahkannya, untuk tahun ini, khusus Kecamatan Tabalar, mendapatkan alokasi sebanyak 246 hektare. Kecamatan lain yang juga akan mendapat bantuan benih jagung adalah Kecamatan Batu Putih, Talisayan, Biatan, Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur, Segah, Kelay dan juga Pulau Derawan. “Memang tidak setiap kampung, karena memang bantuan tidak sebanyak tahun 2021 lalu,” tandasnya.
Terpisah, salah seorang petani jagung asal Kampung Tabalar Muara, Gunawan mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan benih jagung. Apalagi menjelang tahun baru, tentu jagung yang paling banyak dicari masyarakat.
“Tahun ini memang belum ada bantuan benih, tidak tahu kenapa. Apabila tidak ada bantuan benih, dikhawatirkan hasil produksi akan menurun,” pungkasnya. (Dez)