GUNUNG TABUR – SMA Negeri 5 Berau yang berlokasi di Gunung Tabur, Berau, serius meningkatkan kapasitas pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Bertempat di salah satu ruangan yang dilengkapi fasilitas multimedia, sekolah ini mengundang motivator dari Semesta Academy Samarinda, Endro S. Efendi.
“Kami sengaja mengundang pembicara nasional dari Samarinda, untuk memberikan motivasi pada siswa kami. Kami yakin, kelak mereka juga mampu menjadi para kader pemimpin bangsa,” sebut Suwito Wahyu Widodo SPd MPd, kepala SMA 5 Samarinda bidang kesiswaan, Kamis (20/10).
Lebih jelas, Wakil Kepala SMA 5 Berau Bidang Kesiswaan Arina Santi SPd didampingi Guru Bahasa Indonesia Feri Febrian menyebutkan, kegiatan ini sudah direncanakan sejak tahun lalu. “Alhamdulillah, akhirnya bisa terealisasi,” sebutnya di sela membuka kegiatan pelatihan kepemimpinan ini.
Disebutkan, kegiatan ini merupakan rangkaian Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Siswa OSIS SMA 5 Berau 2022 bertema Transformasi Siswa Menuju Pelajar Pancasila yang Cakap Memimpin dan Siap Dipimpin.
Dalam kesempatan itu, Endro S. Efendi yang juga dikenal sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim ini menyampaikan materi tentang Quantum Life Transformation for Leaders untuk para pengurus OSIS sekolah tersebut.
Tak hanya diberikan teori tentang kepemimpinan, siswa juga diberikan materi tentang bagaimana mengembangkan diri sendiri. Selain juga diberikan praktik menetralisir emosi yang tidak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain. Beberapa siswa pun langsung dibantu untuk menetralisir berbagai emosi tidak nyaman yang sedang dirasakan, termasuk ada guru yang meminta trauma masa lalunya dinetralkan.
“Teman teman semua bisa lihat langsung ya, betapa besar dampak trauma dari masa lalu, dan terus dibawa hingga bertahun-tahun. Ini harus dinetralkan, Jangan mau energi tersedot hanya karena persoalan trauma atau sakit hati seperti ini,” pesan Endro di sela membantu beberapa klien.
Terkait dengan bahayanya trauma dan rasa tidak nyaman lainnya, Endro berpesan pada para siswa dan guru pendamping untuk tidak mengabaikan soal bully atau perundungan. Sebab masih ada saja yang menganggap hal ini sepele dan lumrah.
“Jangan pernah anggap sepele, karena dampaknya sangat membahayakan. Banyak klien yang mendatangi tempat praktik saya, ternyata akar masalahnya karena pernah di-bully di masa lalu,” sebut Endro yang juga praktik hipnoterapis klinis ini.
Awalnya, alokasi waktu yang disiapkan hanya 2 jam. Namun, karena semangat para siswa, selain banyaknya tanya jawab, kegiatan pelatihan itu pun akhirnya baru selesai setelah 4 jam. “Para siswa semangat, narasumber pun jadi semangat,” sebut Endro yang menyebutkan dirinya dulu juga pernah menjadi ketua OSIS di SMA 2 Berau. (mk/rls)