spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

DPRD Tarakan Kecewa dengan Pertamina, Ini Penyebabnya!

TARAKAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan mengaku kecewa dengan Pertamina. Pasalnya, Pertamina sulit ditemui setiap kali diundang DPRD untuk merumuskan solusi atas berbagai persoalan.

“Jangankan masalah gas 3 kg, persoalan-persoalan yang lain pun yang berhubungan dengan Pertamina kalau kita undang tidak hadir. Kalaupun hadir fakta hari ini disuruh bikin pernyataan dijawabnya saya tidak berkompeten untuk itu. Terus untuk apa datang kalau tidak berkompeten,” ucap Wakil Ketua II DPRD Tarakan, Yulius Dinandus, Senin (8/7/2024).

Yulius menjelaskan, setiap kali diundang DPRD untuk melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP), Pertamina selalu enggan untuk datang. Kalaupun datang, setiap kali diminta membuat surat pernyataan mereka acap kali beralasan. Mulai dari meminta waktu untuk menunggu jawaban ke atasan, hingga mengaku tak punya kapabilitas untuk menjawab persoalan tersebut.

Dia pun berharap ke depan, Pertamina dapat bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk DPRD dan Pemerintah Kota untuk mengatasi segala persoalan di Tarakan.

“Toh Pertamina diutus di Tarakan demi negara. Kan Tarakan negara juga,” harapnya.

Dijelaskannya, pada 2023 lalu, Pertamina mengijinkan seseorang untuk mendaftar sebagai penerima gas 3 kg melalui aplikasi. Hal ini dilakukan Pertamina berdasarkan kebijakan Kementerian.

“Itu hari awal 2023, kejadian ini kan berulang-ulang. Pemkot Tarakan sudah membentuk tim untuk memperbaiki data penerima gas 3 kg, tiba-tiba datang Pertamina memperbolehkan mendaftar lewat aplikasi. Akhirnya tergugur lah langkah-langkah Pemkot Tarakan mengumpulkan data,” terangnya.

Kebijakan ini pun berdampak dengan semakin semrawutnya penerima gas 3 kg. Padahal untuk menerima gas 3 kg, UMKM harus memiliki penghasilan Rp 700 per hari ke bawah.

Menurutnya, semestinya Pertamina dapat mempertimbangkan keresahan setiap daerah sebelum merumuskan kebijakan. Hal itu dirasa perlu agar kebijakan yang dikeluarkan dapat dimaksimalkan di daerah. “Saya tidak mau menyebut nama siapa di Pertamina. Tapi yang jelas sulit ditemui dan dipanggil,” tegasnya.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

BERITA POPULER