SAMARINDA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kalimantan Timur (Kaltim) mengingatkan pemerintah proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa memicu inflasi. Pasalnya, pembangunan mega proyek itu bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan baru di Kaltim.
“(Inflasi) ini yang perlu diwaspadai,” ujar Kepala Perwakilan KPw-BI Kaltim Ricky Perdana Gozali dikutip dari CNNIndonesia.com saat dikonfirmasi pada Kamis (25/7).
Ricky menerangkan ketika keran pertumbuhan ekonomi terbuka di Kaltim, maka permintaan akan ikut terkerek. Situasi ini lah yang bisa mengakibatkan inflasi. Sebab, jumlah pekerja yang bertambah di kawasan IKN tidak diimbangi dengan pasokan pangan. Harga kebutuhan bisa melonjak tajam.
“Kaltim memang belum siap untuk itu. Tapi langkah untuk meminimalisasi kondisi tersebut sudah dilakukan,” tuturnya.
Dari analisis Bank Indonesia, inflasi di Kaltim diprakirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dalam rentang 3,59 persen – 4,39 persen (yoy).
Menyikapi hal tersebut Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah memperkuat sinergi dan aksi. Hal itu dimulai dari menjaga ketersediaan pasokan hingga pemetaan kerja sama antardaerah.
Tak hanya itu, TPID saat ini tengah mengembangkan digitalisasi UMKM untuk menjaga ketahanan pangan.
“Terakhir untuk kelancaran distribusi, kami juga akan melakukan pengamanan di jalur distribusi dan implementasi jalur khusus untuk kendaraan logistik,” sambung Ricky.
Dia menambahkan pengendalian inflasi dari sektor pangan di Kaltim memang sudah menjadi antisipasi saban tahun. Pasalnya, komoditas ini menjadi penyumbang terbesar dari inflasi.
Demikian pula hortikultura. Terlebih lagi, provinsi ini kerap memasok kebutuhan pangan dari Sulawesi, Jawa dan Jakarta. “TPID tentu akan memastikan inflasi Kaltim benar-benar terkendali dalam beberapa bulan ke depan,” pungkasnya. (rbu)