spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BMKG Ungkap Wilayah di Kaltara yang Alami Kemarau

TARAKAN – Meskipun Kalimantan Utara (Kaltara) tergolong wilayah dengan curah hujan sepanjang tahun, namun sejumlah daerah di provinsi ini diperkirakan akan mengalami musim kemarau.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan, M. Sulam Khilmi, pada Senin (5/5/2025).

Beberapa wilayah yang dimaksud antara lain Kabupaten Nunukan, Pulau Sebatik, dan sebagian kecil kecamatan di Tanjung Palas Timur.

“Itu daerah-daerah di wilayah Kalimantan Utara yang dalam beberapa tahun terakhir itu memang mengalami kemarau,” ujarnya.

Untuk wilayah Tanjung Palas Timur, awal musim kemarau diperkirakan akan dimulai pada 20 harian bulan Juni 2025.

“Lamanya itu diperkirakan 8 dasarian atau kurang lebih 2,5 bulan,” jelasnya.

Sementara itu, untuk Pulau Sebatik dan Kabupaten Nunukan, awal kemarau telah terjadi sejak Maret lalu.

“Kemudian puncaknya di April untuk di Pulau Sebatik, kemudian di Pulau Nunukan puncaknya di Bulan Maret. Lamanya 1,5 bulan kurang lebih kemaraunya di Nunukan dan Sebatik,” katanya.

Dia menjelaskan, fenomena tersebut dipengaruhi oleh keberadaan bibit siklon 99W di Laut Filipina yang memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Kalimantan Utara.

Selain itu, faktor lain adalah masih adanya aliran udara basah dari daratan Asia. Pada periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau atau yang dikenal sebagai pancaroba, terjadi pertemuan massa udara kering dari Australia dengan massa udara basah dari Asia.

Ia menambahkan, rasa panas yang dirasakan belakangan ini disebabkan oleh rendahnya kelembapan udara.

“Namun terkadang ketika kelembapan udara itu agak rendah dari biasanya, ini rasanya yang kita alami sebagai warga Tarakan seperti panas banget karena kelembapan udaranya rendah,” jelasnya.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

BERITA POPULER